Iklan

Jejaring Santri Syaikhona Kholil di Magelang (Bagian 1)

5/26/2021, 11:05 WIB Last Updated 2021-05-26T04:05:30Z


Oleh KH. Abdul Aziz Idris Abdan

Kemasyhuran kemahakiaian Syaikhina terbukti dari hampir semua santri beliau menjadi tokoh, kyai di daerah masing-masing setalah pulang dari ngaji kepada Syaikhina Kholil. Di Magelang pun beberapa santri yang ngaji di Bangkalan dan mondok kepada Syaikhina Kholil menjadi tokoh, ulama yang menjadi rujukan masyarakat. Salah satunya adalah Al-Maghfurlah KH. Bakri Sugihan Kajoran Magelang Pendiri Pondok Pesantren Al-Huda Sugihan, Sidowangi, Kajoran, Magelang. Pondok Pesantren yang terhitung pondok kuno karena didirikan sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya tahun 1865 M. Masa dimana masih jarang pondok pesantren berdiri karena keadaan dan suasana masih dibawah penjajahan Belanda. 

KH. Bakry ditilik dari nasabnya adalah cucu KR. Kramayudha Bupati Banjarnegara ( 1790 ) yang kemudian pergi ke Dusun Jarakan, Sugihan karena  tidak setuju dan menentang aturan penjajahan Belanda. Di tempat ini meninggalkan 3 keturunan yang salah satunya adalah R. Dipopawiro yang merupakan ayah KH. Bakry. 

Tidak disebut secara rinci masa kecil KH. Bakry yang jelas kemudian beliau mengaji di Bangkalan di hadapan Syaikhona Kholil hingga ketika dirasa cukup dan mendapatkan ridlo guru beliau pulang ke Sugihan dan memulai dakwah dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Huda tercatat didirikan 5 Desember 1865 M. Pesantren yang kemudian berkembang sampai saat ini. 

#ngalap_berkah
#Haul_Almaghfurlah_KH_Bakry
Komentar

Terkini