Iklan

Mejaga Kepribadian Dengan Berhalaqoh

10/27/2019, 13:20 WIB Last Updated 2019-10-27T06:20:23Z
K.H. Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU

MAGELANG- Halaqoh Kebangsaan PCNU Kabupaten Magelang yang dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2019 bertempat di Aula Lintang Songo Gedung PCNU Kabupaten Magelang berjalan dengan lancar.

 Banyak sekali pesan yang disampaikan oleh Ketua PBNU, KH. Said Aqil Siroj. Menurut beliau, saat ini banyak sekali orang yang pintar secara intelektual, namun ketika bergabung dengan masyarakat justru menjadi hilang kepintaraannya (berantakan).Untuk itu, beliau berpesan sebagai warga Nahdliyin wajib menjaga budaya, kepribadian dan akhlak. Terlebih sebagai santri untuk menjaga Asasiat, khofiyat, Ghoyyat Pesantren.
Selain itu, kita perlu mengetahui bahwa Halaqoh itu tidak melulu harus dibalut dengan acara yang resmi dan besar. Akan tetapi, dimana ada warga Nahdliyin yang berkumpul dan berdiskusi, disitulah letak Halaqoh.

Dr. Moh. Tantowi, M.Ag. Wakil Syuriah PCNU Kabupaten Magelang
"Justru banyak orang menjadi pintar karena sering berdiskusi,karena di dalam diskusi itu banyak perdebatan dan informasi yang dibahas sambil ngopi dan guyonan. Jadi ilmu itu lebih mudah diserap." ujar Tantowi, wakil Syuriah PCNU Kabupaten Magelang.
Dengan diadakannya halaqoh ini, Tantowi juga menegaskan bahwa maksud acara ini diadakan untuk memberi contoh kepada NU dan Banom-banomnya untuk melakukan diskusi ke-NU-an. Hal itu membuktikan bahwa diskusi dan ngopi (ngolah pikir) selain lebih efektif dalam menambah keilmuan, kita juga bisa terhindar dari paham - paham yang radikal.

KH. Achmad Izzudin Lc. M.Si, Ketua Tanfidziyah PCNU Kab.Magelang
Menurut KH. Achmad Izzudin, Halaqoh itu sebenarnya sudah ada dari dulu dan berkembang di pesantren dan lembaga keilmuan lain, namun dengan istilah yang berbeda. Sedangkan untuk Halaqoh Kebagsaan sendiri, Beliau berharap bisa didakan di Kabupaten Magelang setiap tahunnya.

Disisi lain, Tantowi kembali berpesan kepada NU dan banomnya terutama IPNU-IPPNU untuk sering-sering melakukan diskusi keilmuan agar warga Nahdliyin kritis dan produktif sejak dini.  

Kontributor: Akata
Komentar

Terkini